PEMETAAN KARAKTERISTIK DAN PERMASALAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI LAHAN PASIR PANTAI PESISIR SELATAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Lahan pesisir pantai di Daerah Istimewa Yogyakarta pada awalnya dikategorikan sebagai lahan marjinal yang tidak mampu mensejahterakan petani yang tinggal di wilayah tersebut. Pada kenyataannya, lahan tersebut dapat menghasilkan produksi dari komoditas bernilai ekonomis seperti cabai, bawang merah, semangka dan lain-lain. Berbagai kondisi keterbatasan akses sumberdaya di lahan pesisir pantai DIY justru telah mendorong masyarakat lokal untuk mampu beradaptasi dengan dinamika dan tantangan lingkungan serta mampu melakukan mitigasi atas dampak negatif perubahan lingkungan dan juga mampu melahirkan berbagai inovasi lokal yang mampu mengelola sumberdaya dengan cara yang baik dan ramah lingkungan dan pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan memperbaiki kualitas penghidupan masyarakat.
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pembangunan masyarakat dan kelembagaan berbasis pelestarian lingkungan yang berkelanjutan dengan studi kasus di kawasan marginal pesisir pantai selatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan agar tersusun model kelembagaan dalam pengembangan masyarakat pesisir pantai di DIY dan implementasinya. Untuk membuat model kelembagaan maka diperlukan pemetaan karakteristik dan permasalahan sosial ekonomi pertanian yang akan digunakan sebagai baseline pengembangan model kelembagaan dalam pengembangan masyarakat pesisir pantai DIY. Metode penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif untuk mengeksplorasi permasalahan dan memetakan karakteristik sosial ekonomi pertanian. Eksplorasi dilakukan dengan cara wawancara mendalam terhadap informan dan Focus Group Discussion dengan petani tokoh masyarakat dan pengurus lembaga-lembaga sosial ekonomi pertanian.
Secara garis besar hasil studi menunjukkan: (1) akses skala usaha pertanian lahan marginal di pesisir Yogyakarta perlu ditingkatkan melalui perluasan lahan dan akses terhadap inovasi dan teknologi, (2) karakteristik petani umur muda yang dominan dan pendidikan yang semakin membaik perlu ditingkatkan kapasitasnya melui pelatihan, studi banding, magang, dll (3) keterbatasan modal dapat diatasi dengan akses pada lembaga keuangan, (4) lembaga ekonomi dan sosial-ekonomi memiliki peran yang strategis, (5) kepemimpinan kelompok, pengurus dan sesama anggota memiliki peran srategis, (6) kombinasi teknologi informasi dan komunikasi konvensional perlu dikombinasikan dengan media baru, (7) integrasi layanan dan sinergi dalam pengembangan pertanian lahan pertanian marginal perlu didukung dengan keterpaduan aktor birokrasi yang dapat dilakukan melalui forum koordinasi dan komunikasi inovasi dan teknologi pertanian.
KAJIAN MODEL INOVASI DAN KELEMBAGAAN PERTANIAN BERBASIS PELESTARIAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN
DI KAWASAN LAHAN PASIR PANTAI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Kawasan Lahan pesisir pantai di Daerah Istimewa Yogyakarta pada awal perkembangannya dikategorikan sebagai lahan marjinal yang kurang produktif dan tidak dapat memberikan manfaat ekonomi maupun sosial yang signifikan pada masyarakat petani yang tinggal di wilayah tersebut. Pada proses perkebangan selanjutnya, melalui berbagai aplikasi inovasi pengelolaan lahan pasir pantai dan inovasi kelembagaan usaha, lahan tersebut dapat menghasilkan berbagai produk dan komoditas pertanian yang bernilai ekonomi tinggi seperti cabai, bawang merah, semangka dan lain-lain. Berbagai kondisi keterbatasan akses sumberdaya di lahan pesisir pantai DIY justru telah mendorong masyarakat lokal untuk mampu beradaptasi dengan dinamika dan tantangan lingkungan serta mampu melakukan mitigasi atas dampak negatif perubahan lingkungan dan juga mampu melahirkan berbagai inovasi lokal yang mampu mengelola sumberdaya dengan cara yang baik dan ramah lingkungan dan pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan memperbaiki kualitas penghidupan masyarakat.
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pembangunan masyarakat dan kelembagaan berbasis pelestarian lingkungan yang berkelanjutan dengan studi kasus di kawasan marginal pesisir pantai selatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan dapat tersusun model kelembagaan dalam pengembangan masyarakat pesisir pantai di DIY dan implementasinya.
Metode penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif untuk mengeksplorasi permasalahan dan memetakan karakteristik sosial ekonomi pertanian. Eksplorasi dilakukan dengan cara wawancara mendalam terhadap informan dan Focus Group Discussion dengan petani tokoh masyarakat dan pengurus lembaga-lembaga sosial ekonomi pertanian, observasi lapangan dan FGD.